Review Film ATM
Film dibuka dengan scene seorang pria yang tidak nampak wajahnya tengah menggambar peta. Plot lalu beralih ke David (Brian Geraghty) yang menerima complain dari kliennya di telepon. Tanpa sepengetahuannya, Corey (Josh Peck), teman kerjanya, iseng mencabut kabelnya, sehingga telepon terputus. Corey lalu meyakinkan David untuk hadir dalam pesta Natal yang diadakan oleh kantornya, sebab Emily (Alice Eve), gadis yang disukai David akan hadir pula dalam pesta itu. Ini adalah kesempatan terakhir David karena Emily akan pindah kerja. David pun menyetujui usul temannya dan akhirnya benar-benar hadir dalam pesta itu. Setelah memberanikan diri, David pun berhasil memberanikan diri untuk mengantarkan Emily pulang. Sayangnya Corey yang menumpang mobil David membuat perjalanan pulang mereka jadi tidak menyenangkan. Corey bersikeras ingin mampir membeli makanan, dan karena uang tunainya tidak cukup, dia meminta David untuk berhenti sebentar di ATM untuk menarik sejumlah uang. David pun terpaksa setuju.
Saat menunggu Corey yang tak kunjung kembali, David yang tak sabaran
lalu menyusul temannya. Ternyata kartu kredit Corey bermasalah sehingga
harus memakai kartu kredit David. Emily yang ditinggal sendiri juga
tidak sabar menunggu. Setelah mengunci mobil David, ia lalu menyusul
masuk ke dalam ATM. Setelah David selesai menarik uang tunai dan mereka
baru akan kembali ke mobil, mereka tiba-tiba melihat seorang pria
berdiri di luar ATM tengah mengawasi mereka. Corey ingin segera keluar,
tapi David dan Emily memintanya untuk menungu sebentar karena mencurigai
gelagat pria itu yang sepertinya bermaksud buruk.
Dugaan David dan Emily ternyata benar. Mereka melihat pria itu membunuh
seorang pria tepat di depan mata mereka. Sayangnya telepon genggam Emily
tertinggal di mobil David sehingga mereka tidak dapat menghubungi
polisi. Malahan pria itu berhasil masuk ke dalam mobil David. Mereka
bertiga pun terpaksa menunggu di dalam ATM dan berharap pertolongan
segera tiba. Saat sebuah mobil melintas di kejauhan, ketiganya berteriak
untuk menarik perhatian pengendaranya. Sayangnya, mobil itu membelok ke
arah yang berlawanan dan tidak mendengar suara mereka.
Tak ingin mati kedinginan di dalam ATM, David pun menarik semua uangnya,
dan Emily merelakan sepasang antingnya diberikan sebagai tebusan.
Setelah memasukkan uang tunai dan perhiasan Emily ke dalam amplop, David
memberanikan diri keluar dan bernegosiasi dengan pembunuh itu. Setelah
melemparkan amplop ke arah pria itu, David lalu lari sekencangnya ke
dalam mobilnya yang ternyata kabelnya telah diputus. Pria itu pun
mengejar David dan melukainya. Untungnya David berhasil lari sebelum
dibunuh dan kembali masuk ke dalam ATM.
Emily pun menuliskan kata HELP di kaca dengan menggunakan lipstick untuk
meminta bantuan. David lalu menuruti saran Emily untuk memasukkan PIN
yang salah berulangkali agar polisi merespon karena mengira mereka
mencoba menarik uang secara illegal. Saat bantuan tak kunjung datang,
David dan Corey malah nyaris berkelahi jika tidak dilerai oleh Emily.
David menyalahkan Corey yang bersikeras ingin mampir di ATM, sedang
Corey balik menuduh David yang bersalah. Mungkin saja pria di luar ATM
itu adalah klien David yang marah dan bermaksud membalas dendam karena
uangnya hilang.
Saat polisi akhirnya datang, ternyata mereka tidak juga dapat keluar
dari ATM. Malahan polisi itu terbunuh oleh pembunuh yang bersembunyi di
belakangnya. Sia-sia ketiganya mencoba memperingatkan polisi itu karena
suara mereka tidak terdengar sampai ke luar. Keadaan makin kacau saat
seorang pria yang berpakaian mirip pembunuh itu masuk ke dalam ATM.
David dan Corey memukuli pria itu hingga tewas. Baru belakangan mereka
menyadari bahwa mereka salah menyerang pria tak bersalah yang memang
ingin menarik uang tunai. Malang bagi pria itu yang berpakaian mirip
dengan pembunuh yang masih mengintai mereka di luar ATM.
Corey yang sudah tidak tahan menunggu lalu keluar dari ATM dan lari
sekencangnya, meski dicegah David dan Emily. Malang bagi Corey. Pria
yang mengincar mereka menyerangnya hingga ia terbaring tak berdaya di
tempat parkir dengan berlumuran darah. David serta-merta menepis cekalan
tangan Emily untuk menolong Corey, sehingga Emily terjatuh ke lantai.
Namun saat melihat Corey yang berbaring tak bergerak, David pun
menyadari bahwa perkataan Emily memang benar. Sudah terlambat baginya
untuk menolong Corey.
Saat pembunuh itu bergerak ke bagian belakang ATM dan mencoba masuk,
David dan Emily berlari keluar dan memapah Corey masuk kembali ke dalam
ATM. David lalu memukul mesin ATM dengan tempat sampah agar polisi
kembali datang untuk memeriksa. Ia tidak menyadari bahwa tindakan itu
justru merusak CCTV di dalam ATM.
Tidak hanya mereka yang sudah tidak sabar menanti akhir nasib mereka.
Pembunuh itu mengganjal ATM dengan mobil David sehingga mereka terjebak
di dalam. Tak cukup hanya memerangkap mereka, dia bahkan membanjiri ATM
dengan air sehingga David dan Emily harus menggotong tubuh David ke
sudut agar tidak tenggelam. Sia-sia usaha mereka menyumbat celah yang
terbuka agar air tidak bisa masuk.
Dalam keadaan terjepit, Emily dan David berusaha menyalakan alarm dengan
cara memasukkan slip ke dalam tempat sampah dan menyulutnya dengan
pemantik api milik Corey. Sementara David memanggul tubuh Emily yang
mengarahkan tempat sampah yang terbakar itu ke alarm yang terletak di
atas mereka. Usaha mereka berhasil, namun David sama sekali tidak
mengira, hal itu ternyata membuat Emily tersengat listrik dan akhirnya
meninggal. David yang putus asa akhirnya menyulut jasnya yang terjatuh
dari lantai mobil dengan minuman keras dan pemantik api milik Corey,
saat pintu ATM akhirnya terbuka karena kekuatan air yang membanjiri
ruangan. Ia melemparnya ke arah penjahat yang duduk di bangku di luar
ATM.
Sayangnya ternyata itu hanya jebakan. Bukan pembunuh itu yang terbakar,
tapi kamuflase yang menyerupai orang yang sedang duduk di kursi. Saat
mendekati benda yang terbakar itu untuk memperjelas penglihatannya,
percikan api justru melukai mata David. Saat polisi dan ambulans
akhirnya berdatangan, justru polisi menahan David, sementara pembunuh
itu lolos. Sia-sia David berusaha menjelaskan. Apalagi rekaman CCTV yang
setengah rusak justru memberatkan David. Film berakhir dengan scene
pria di awal film yang ternyata adalah sang pembunuh kembali menggambar
skema untuk merancang aksi berikutnya yang juga mengincar ATM sebagai
lokasinya.
Script film ini ditulis oleh Chris Sparling, yang juga menulis script
fim Buried. Sepertinya cirri khas Sparling memang menulis script
bergenre thriller dengan satu lokasi yang tidak berpindah-pindah. Jika
dalam Buried, Sparling menceritakan tentang seorang pria yang terjebak
dalam senuah peti mati, di film ini Sparling bercerita tentang tiga
orang yang terjebak di dalam ATM. Sama seperti Buried, film ini juga
intens dengan adegan menegangkan yang dibangun perlahan, tapi pasti.
Sama seperti Buried, tidak ada happy ending di dalam film ini. Tokoh
antagonisnya tidak pernah diketahui identitasnya dan lolos begitu saja.
Untuk penyuka film bergenre thriller, film ini sayang untuk dilewatkan.
Untuk sebuah film thriller, film ini termasuk film yang berkelas, yang
tidak melulu mengumbar scene pembunuhan dan teriakan membahana ala
Scream.
* Gambar dipinjam dari Wikipedia.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.